Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.
Jakarta, CNBC Indonesia - Altcoin season sudah mulai terjadi pada awal Desember 2024. Hal ini menjadi euforia pasar yang sudah ditunggu berbulan-bulan khususnya setelah mayoritas kripto terus mengalami kenaikan.
Dilansir dari blockchaincenter.net, altcoin season index berada di angka 76 (di atas level 75). Salah satu bukti bahwa altcoin season dimulai yakni jika 75% dari 50 Koin Teratas menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada Bitcoin selama musim terakhir (90 hari), maka itu adalah Musim Altcoin. Yang dikecualikan dari 50 Koin Teratas adalah Stablecoin (Tether, DAI...) dan token yang didukung aset (WBTC, stETH, cLINK,...).
Foto: Top 50 Performance over the last season (90 days)
Sumber: blockchaincenter.net
Kripto seperti XLM (Stellar) dan HBAR (Hedera) mengalami lonjakan yang sangat signifikan dalam 90 hari terakhir yakni sekitar 500%.
Sementara XRP (Ripple) juga turut melesat sekitar 400% bahkan dalam waktu singkat mampu melewati market cap Solana dan stablecoin USDT. Saat ini, market cap XRP sudah berada di angka US$152,47 miliar atau sekitar Rp2.416 triliun (kurs Rp15.850/US$).
Foto: Altcoin Season Index
Sumber: blockchaincenter.net
Selain altcoin season index yang menunjukkan kenaikan, dominasi Bitcoin yang menurun juga menjadi salah satu tanda umum yang menunjukkan bahwa pasar sedang berada dalam altcoin season.
Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai altcoin season adalah Bitcoin Dominance. Jika dominasi Bitcoin (persentase total kapitalisasi pasar kripto yang diwakili oleh Bitcoin) menurun secara signifikan, itu bisa menandakan bahwa altcoin mulai mendapatkan perhatian lebih besar dan mulai mengungguli Bitcoin.
Pada 20 November 2024, Bitcoin Dominance berada di angka 61,18%. Sementara pada 2 Desember 2024 atau dua pekan berikutnya, Bitcoin Dominance anjlok ke angka 56,12%.
Foto: Bitcoin Dominance
Namun demikian, CEO dari CryptoQuant, Ki Young Ju, mengatakan dalam postingan X bahwa pendorong utama altseason adalah likuiditas stablecoin dan bukan rotasi aset Bitcoin (BTC). Tidak seperti musim alternatif tradisional, di mana pasangan dagang Bitcoin memengaruhi volume perdagangan altcoin, kini didorong oleh stablecoin dan pasangan mata uang fiat.
Penggunaan stablecoin yang lebih besar memungkinkan lebih banyak modal baru untuk masuk ke pasar altcoin, yang mempercepat kenaikan harga altcoin.
Ia mencontohkan bahwa volume perdagangan altcoin gabungan untuk pasangan Bitcoin tetap rendah secara signifikan selama beberapa minggu terakhir meskipun ada peningkatan dalam Ether. Disaat yang bersamaan, terjadi lonjakan volume perdagangan altcoin agregat untuk pasangan stablecoin, yang meningkat seiring dengan pertumbuhan harga ETH.
Hal ini mencerminkan "pertumbuhan pasar riil dibandingkan perputaran aset," kata Ki yang dilansir dari cointelegraph.com.
Perubahan ini menunjukkan evolusi yang lebih dalam dan berkelanjutan di pasar kripto, didorong oleh peningkatan likuiditas dan stabilitas stablecoin.
Ki menambahkan bahwa sifat modal yang mengalir ke Bitcoin telah bergeser dibandingkan siklus pasar sebelumnya. Berbeda dengan aliran modal yang didorong oleh ritel pada siklus bullish sebelumnya, pasar bullish saat ini terutama didorong oleh aliran modal institusional ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin.
Sementara itu, kapitalisasi pasar semua mata uang kripto, kecuali BTC, masih jauh di bawah level tertinggi sepanjang masa, menunjukkan berkurangnya likuiditas baru dari pengguna bursa baru.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Suara.com - Ditariknya beberapa obat sirup oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk kewaspasaan adanya kandungan etilen glikol dan dietilen glikol beberapa waktu lalu, membuat para orang tua bingung. Pasalnya obat sirup menjadi salah satu yang menjadi andalan para orang tua.
Salah satu obat yang sering digunakan orang tua untuk anak yaitu Sanmol Sirup. Dengan ditariknya beberapa obat, membuat orang-orang bertanya apakah sanmol mengadung etilen glikol.
BPOM baru-baru ini telah merilis beberapa obat yang dinyatakan mengandung etilen glikol dan yang aman serta bersih dari senyawa kimia itu. Obat-obatan tersebut telah melakukan pengujian laboratorium untuk memeriksa apakah adanya kandungan etilen glikol maupun dietilen glikol.
Dari data yang diperoleh sejauh ini Sanmol Sirup belum termasuk produk yang mengandung etilen glikol maupun dietilen glikol. Meski demikian, produk ini juga belum dinyatakan aman dan bersih dari etilen glikol dan dietilen glikol.
Baca Juga: 30 Obat Sirup yang Aman Dikonsumsi, Hasil Pengawasan BPOM Terkait Cemaran EG dan DEG
Hal ini karena masih terdapat 69 sampel yang akan diperiksa. Nantinya, informasi kandungan beberapa obat tersebut akan diinformasikan lebih lanjut oleh pihak BPOM.
Berikut beberapa obat sirup yang dilarang karena dinyatakan mengandung etilen glikol dan dietilen glikol melebihi batas aturan yang ditentukan.
1. Unibebi Cough Syrup (Universal Pharmaceutical Industries)2. Unibebi Demam Drop (Universal Pharmaceutical Industries)3. Unibebi Demam Syrup (Universal Pharmaceutical Industries)
Sementara itu, untuk produk yang aman digunakan sesuai aturan pakai terdapat 7 obat di antaranya.
1. Ambroxol HCl (Kimia Farma)2. Anakonidin OBH (Konimex)3. Cetrizin (Sampharindo Perdana)4. Paracetamol (Mersifarma TM)5. Paracetamol (Kimia Farma)6. Paracetamol Syrup (Afi Farma)7. Paracetamol Drops (Afi Farma)
Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Renggut Nyawa Anak Indonesia, Kantor BPOM Medan Didemo: Tanggung Jawab dan Minta Maaf!
Untuk produk yang tidak menggunakan Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliseron/Gliserol dan telah dilakukan pengujian dengan hasil aman digunakan selam mengikuti aturan pakai di antaranya.
1. Alerfed Syrup (Guardian Pharmatama)2. Amoxan (Sanbe farma)3. Amoxicilin (Mersifarma TM)4. Azithromycin Syrup (Natura/Quantum Labs)5. Cazetin (Ifras Pharmaceutical Laboratories)6. Cefacef Syrup (Caprifarmindo Labs)7. Cefspan syrup (Kalbe Farma)8. Cetirizin (Novapharin)9. evosix drop 15 ml (Ifras Pharmaceutical Laboratories)10. Domperidon Sirup (Afi Farma)11. Etamox syrup (Errita Pharma)12. Interzinc (Interbat)13. Nytex (Pharos)14. Omemox (Mutiara Mukti Farma)15. Rhinos Neo drop (Dexa Medica)16. Vestein (Erdostein) (Kalbe)17. Yusimox (Ifras Pharmaceutical Laboratories)18. Zinc Syrup (Afi Farma)19. Zincpro syrup (Hexpharm Jaya)20. Zibramax (Guardian Pharmatama)21. Renalyte (Pratapa Nirmala)22. Amoksisilin (-)23. Eritromisin (-)
Beberapa obat yang masih dalam sampel akan diumumkan dalam rilis yang akan diumumkan dalam beberapa waktu ke depan.