Is your network connection unstable or browser outdated?
Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
In the introduction to the first volume in the series on the ‘new rich’ in Asia, editors Robison and Goodman (1996) note that the ‘imprecise’ nature of the new rich, both in analytical and empirical terms, concerns the ‘imprecise’ nature of the new rich as an analytical tool (Robison and Goodman 1996:5). Indeed, this conclusion is evident throughout the volume. Moreover, the major component concepts under the rubric of the new rich, namely ‘the middle class’ and ‘the bourgeoisie’, suffer the same problem of imprecision. In fact, some of the contributors go as far as to demonstrate not only the imprecise nature of these concepts but also their elusiveness. After some twenty pages of interpretation on the ‘growth, economic transformation, culture and the middle classes in Malaysia’, one author declares, in a Kafkaesque ending, that: ‘I have here avoided the question of what I mean by “middle classes’” (Kahn 1996: 48-75).
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk sinetron Indonesia yang ditayangkan pada tahun yang sama, lihat
Orang Kaya Baru (bahasa Inggris: Newly Rich) adalah film drama komedi Indonesia yang dirilis pada tahun 2019. Film ini dibintangi oleh Raline Shah, Lukman Sardi, Cut Mini, Derby Romero, Fatih Unru, dan Refal Hady. Film ini tayang perdana di bioskop pada 24 Januari 2019.[1]
Film ini mengisahkan sebuah keluarga yang mendadak menjadi kaya raya. Awalnya keluarga tersebut merupakan keluarga sederhana yang hidupnya pas-pasan namun tetap kompak. Lukman Sardi berperan sebagai Bapak, Cut Mini sebagai Ibu.
Mereka memiliki tiga orang anak yang diperankan oleh Derby Romero sebagai Duta, Raline Shah sebagai Tika, dan Fatih Unru sebagai Dodi. Meskipun bukan keluarga kaya, mereka mampu menjalani hari dengan menyenangkan. Bapak selalu bahagia meski tidak punya uang.
Ibu selalu memasak dan antar jemput Dodi menggunakan motor lama. Sementara Tika pulang dan pergi sekolah menggunakan metromini. Bahkan terkadang untuk urusan makan, Duta, Tika dan Dodi sampai masuk ke kondangan orang yang sebetulnya tidak mereka kenal.
Kehidupan keluarga tersebut berubah ketika Bapak meninggal dunia. Bapak menjadi sosok panutan dalam keluarga tersebut. Bapak ternyata meninggalkan warisan harta yang cukup banyak kepada istri dan anaknya. Selama ini Bapak merahasiakan harta yang dimilikinya tersebut.
Kemudian keluarga tersebut berubah menjadi 'Orang Kaya Baru' karena warisan peninggalan Bapak. Kehidupan mereka sangat bergelimang harta. Saat si bungsu ditegur seorang penjaga toko karena menyentuh banyak barang, Ibu lalu sanggup membeli semua barang yang disentuh tersebut. Apa yang mereka inginkan dengan mudah dapat mereka beli. Meski sudah menjadi kaya, masalah justru datang menghampiri keluarga tersebut.[2]
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Orang kaya baru atau sering kali disingkat sebagai OKB (dari bahasa Prancis nouveau riche) merupakan sebuah golongan sosial yang terdiri atas orang-orang yang dalam waktu cepat, yaitu dalam satu generasi bisa mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar[1] sehingga taraf hidup mereka setara dengan atau bahkan melebihi "orang kaya lama" atau mereka yang mewarisi kekayaan mereka. Frasa "orang kaya baru" merupakan ejekan dan memiliki konotasi negatif. Seringkali anggota golongan sosial ini dikatakan tidak memiliki selera yang baik[2] dan suka pamer serta berfoya-foya. Istilah OKB ini merujuk pada mereka yang belum terbiasa menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang sesuai kebutuhan, tetapi lebih kepada menunjukkan kepada orang lain mengenai status sosial mereka.
Jakarta (ANTARA News) - Mendadak kaya raya, mungkin impian banyak orang yang tidak mampu. Lalu apa yang mereka lakukan setelah mendapat uang berlimpah? Inilah yang digambarkan dalam film "Orang Kaya Baru".
"Orang Kaya Baru" disutradarai oleh Ody C Harahap dan skenarionya ditulis oleh Joko Anwar. Ide cerita ini merupakan khayalan Joko semasa kecil yang ingin jadi orang kaya. Kenyataannya, hampir semua orang Indonesia yang tidak mampu memang menginginkan hal tersebut.
Film ini bercerita tentang kakak beradik Tika (Raline Shah), Duta (Derby Romero) dan Dodi (Fatih Unru) yang sudah terbiasa hidup pas-pasan. Mereka terlatih untuk mendapatkan sesuatu dengan susah payah dan mensyukuri apa yang mereka punya walau serba kekurangan. Salah satu adegan dalam film "Orang Kaya Baru" (HO/Screenplay Pictures)
Keluarga mereka sangat hangat. Hubungan antara anak dan orangtua (Cut Mini dan Lukman Sardi) juga begitu dekat. Hal ini diperlihatkan dalam ritual makan malam bersama dan saling bercerita tentang apa yang terjadi hari itu.
Tiba-tiba saja sang bapak meninggal dan yang membuat kaget adalah ternyata selama ini ia hanya pura-pura miskin dan meninggalkan banyak harta warisan. Otomatis mereka menjadi orang kaya baru.
Baca juga: Alasan Raline Shah tak canggung main film komedi
Film ini menggambarkan bagaimana noraknya seseorang ketika mendadak kaya. Mereka bisa membeli apapun yang mereka inginkan, baik yang penting atau tidak. Misalnya saja ketika Cut Mini membeli berbagai perhiasan emas dan memakainya sekaligus. Hal seperti ini pasti sering terlihat di lingkungan sekitar kita.
Begitu juga dengan Raline, Derby dan Fatih yang membeli tiga mobil mewah namun tak satu pun di antara mereka yang bisa mengendarainya. Ketika uang sudah di tangan, mereka cenderung menganggap enteng semua masalah dan terlena dengan euforia "mandi uang". Salah satu adegan dalam film "Orang Kaya Baru" (HO/Screenplay Pictures)
Kalau Anda biasa melihat Raline dengan dandanan yang glamor, di sini ia dibuat seperti orang yang tidak punya. Bahkan untuk mendalaminya, Raline benar-benar melakukan observasi dengan makan di warung dan naik bus kota. Itu adalah pengalaman yang tidak pernah dirasakan olehnya. Hasilnya, ia cukup menjiwai peran tersebut.
Tak hanya Raline saja, Derby, Cut Mini serta Fatih pun menunjukkan akting yang maksimal. Lukman Sardi yang tidak pernah main komedi, bisa membuat orang tertawa dengan gaya bicaranya.
Baca juga: Berperan jadi orang susah, Raline Shah harus lakukan observasi ini
Ody dan Joko mampu meramu visual dan kisah yang mirip dengan kehidupan nyata. Dramanya pas dan komedinya tidak berlebihan. Lelucon dan bahasa yang digunakan juga sesuai dengan kelompok masyarakat menengah bawah. Ekspresi para pemain saat melihat hal-hal yang sebelumnya tak bisa dijangkau juga begitu natural.
"Orang Kaya Baru" adalah film drama komedi keluarga. Film ini tak hanya mempertontonkan hebohnya orang yang baru punya uang, tapi juga menyampaikan pesan bahwa keluarga dan sahabat adalah hal paling penting di dunia. "Orang Kaya Baru" tayang di bioskop mulai hari ini.
Baca juga: Cut Mini senang berakting norak di "Orang Kaya Baru"
Baca juga: Terinspirasi masa kecil, Joko Anwar tulis skenario "Orang Kaya Baru"
Editor: Ida Nurcahyani Copyright © ANTARA 2019
Thuê hoặc mua phim trên YouTube hoặc Google TV
Bạn không thể mua phim trên Google Play được nữa