Let’s watch this show on the app!
Scan this QR to download the Vidio app.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjalani peran tulang punggung keluarga dan mengurus rumah tangga memang bukan pekerjaan mudah. Wajar kok, kalau Anda merasa lelah. Hal yang perlu diwaspadai justru ketika Anda terus menerus merasa baik-baik saja padahal sebenarnya ada rasa tertekan dan kelelahan yang tidak dirasakan.
Hal yang Anda lakukan untuk memahami apa yang membuat suami berperilaku kasar sudah menjadi langkah yang tepat. Kondisi pengangguran memang bisa membuat seseorang frustrasi dan menampilkan sikap yang berbeda. Hanya saja, jika perilaku ini sudah muncul sejak masa pacaran, berarti kondisi pengangguran bukanlah pemicunya, melainkan hanya faktor yang memperkuat apa yang sudah ada sebelumnya. Cari tahu awal mula perilaku seperti ini muncul, bisa saja suami memiliki trauma di masa lalu yang membuat ia merasa tidak memiliki kontrol untuk mengelola emosinya.
Memahami dan menerima perlakuan pasangan tentu saja merupakan dua hal yang berbeda. Bagaimanapun kondisi suami, Anda tetap pasangannya yang juga berhak untuk dihargai dan dihormati. Saya belum mendapatkan gambaran bagaimana Anda merespons terhadap pasangan saat ia mengontrol dan berkata kasar pada Anda. Terkadang perlu ada sikap tegas juga dengan mengkomunikasikan perilaku seperti apa yang bisa membuat Anda merasa dihargai oleh pasangan.
Perilaku mengontrol dan berkata kasar sebenarnya sudah dapat dikategorikan sebagai perilaku kekerasan dalam sebuah hubungan. Biasanya ada siklus kekerasan yang berulang. Fase pertama, membangun ketegangan. Pasangan merasa punya kontrol, mudah marah, mengkritik, dan sebagainya. Kemudian, pelaku akan mulai melakukan tindakan kekerasan yang bisa dalam bentuk kekerasan psikis (biasanya dalam bentuk verbal), kekerasan fisik, kekerasan seksual, maupun finansial. Fase yang terakhir adalah fase bulan madu dalam artian pasangan akan meminta maaf atau berjanji tidak akan mengulang perbuatan kekerasan. Pada kasus yang tidak terlalu ekstrim, fase bulan madu ini bisa juga terjadi ketika pasangan bersikap biasa saja seakan tidak ada kejadian yang terjadi.
Waspadai jika pola ini terus berulang, jika tidak ditangani sampai tuntas, ada potensi kekerasan ini bertambah intensitasnya menjadi kekerasan yang lebih besar. Barangkali ini juga yang menjadi kekhawatiran orang tua Anda. Apakah pasangan bisa berubah? Kalau ia mau berubah, dan mendapatkan bantuan dari lingkungannya, bisa saja ia berubah. Perceraian tidak selalu menjadi satu-satunya solusi, namun memang bisa menjadi alternatif jika kekerasan yang terjadi semakin intens dan tidak ada keinginan dari pasangan untuk berubah.
Tiap kali Anda mendengar kata-kata suami berkata kasar, selalu ingatkan diri Anda bahwa tidak semua yang suami katakan itu benar dan menggambarkan diri Anda. Lakukan teknik relaksasi seperti menarik dan menghembuskan napas panjang dan tenang berulang kali sampai terasa nyaman kembali. Minta bantuan orang terdekat ketika Anda merasa tertekan dan tidak berdaya. Jika ini semua belum membuat Anda bisa keluar dari siklus kekerasan, berkonsultasi tatap muka kepada psikolog klinis dewasa dapat menjadi alternatif yang dapat dilakukan.
Psikolog Perkawinan dan Keluarga di Klinik Rumah Hati
Jl. Muhasyim VII no. 41, Cilandak, Jakarta Selatan
Twitter: @wulanayur dan @twitpranikah
Parapuan.co - Kawan Puan, pasangan bisa saling mengucapkan kata-kata menyakitkan saat sedang bertengkar.
Akan tetapi, bisa dibilang laki-laki lebih sering mengatakan hal-hal yang menyakiti hati perempuan dalam situasi tersebut.
Kamu sebagai perempuan mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat laki-laki berkata kasar dan menyakitkan.
Selain karena agresif dan ingin mendominasi percakapan dan hubungan, banyak hal yang membuat seorang suami mengatakan hal kasar dan kejam.
Salah satunya karena merasa terintimidasi dan berusaha mempertahankan posisinya dengan bersikap menyebalkan.
Atau, bisa juga karena dahulu ia dibesarkan dengan cara yang demikian.
Di mana ia percaya laki-laki superior dan perempuan harus tunduk, termasuk boleh mendengar kata-kata kasar yang menyakitkan.
Mengutip Marriage, kata-kata kasar yang dikatakan suami kepada istrinya itu terkadang tidak disadari telah menyakiti hati.
Bila sudah begitu, apa yang harus kamu lakukan untuk bisa memaafkan perkataan suami?
Baca Juga: Alasan Memaafkan Orang Tua Begitu Sulit, Apa yang Harus Dilakukan?
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kami dapat memahami kebingungan dan ketakutan anda menghadapi situasi tersebut. Banyak faktor yang memicu perilaku tersebut sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih dalam.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang anda alami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja.
Menghadapi pasangan yang sulit diajak berkomunikasi dan kurang mampu mengelola emosi memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri/ pasangan anda atau melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar segera tertangani.
Pertengkaran adalah hal yang lumrah terjadi pada sebuah pernikahan. Namun, bila suami suka berkata kasar tiap kali bertengkar, tentu hal tersebut bisa membuatmu sakit hati dan makin memperkeruh keadaan. Lantas, bagaimana cara menghadapi suami yang suka berkata kasar?
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak selalu melibatkan fisik saja. Kamu perlu tahu bahwa perkataan kasar, hinaan, dan ejekan yang diucapkan oleh pasangan juga bisa tergolong KDRT, lho, tetapi dalam bentuk verbal.
Tips Menghadapi Suami yang Suka Berkata Kasar
Apa pun alasannya, melontarkan kata-kata kasar kepada istri tidak dibenarkan dan bukan perilaku yang baik bagi seorang pemimpin keluarga. Bila hal ini terjadi 1–2 kali dalam rumah tanggamu, mungkin kamu bisa menganggapnya sebagai sebuah kekhilafan.
Akan tetapi, jika selalu terjadi setiap kali ada masalah, bahkan pada masalah yang sepele sekalipun, kamu perlu bertindak agar ia bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Berikut ini adalah beberapa tips menghadapi suami yang suka berkata kasar:
Pertama-tama, mengertilah bahwa ledakan emosi dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut seseorang kebanyakan berasal dari luka di masa lalu. Jadi, saat ia mulai berkata kasar, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi atau terlihat marah.
Berikan sugesti positif pada pikiranmu sendiri. Lihatlah kemarahannya dari sudut pandang lain dan cobalah pahami kira-kira hal apa yang membuka luka masa lalu dan menyulut kemarahannya.
Walau sakit hati dengan apa yang ia katakan, kamu harus berbesar hati untuk tidak membalas perkataan kasarnya, ya. Memaki balik tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru bisa memperburuk keadaan. Bahkan, bukan tidak mungkin suami bisa melakukan kekerasan fisik karena tersulut perkataanmu.
Di dalam hubungan pernikahan, tidak ada yang kalah atau menang. Jadi, mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi panas ini, kamu harus bisa menjadi pendingin keadaan dengan tidak memakinya balik.
Lagi pula, bicara balik dengan seseorang yang sedang marah biasanya akan percuma. Oleh karena itu, mengalahlah sebentar sampai amarah suami mereda, baru ajak ia bicara dari hati ke hati.
Setelah kegusarannya mereda, cobalah pancing ia untuk menceritakan alasan kemarahannya dan dengarkan ia dengan rasa empati. Ulangi apa yang ia katakan sebagai konfirmasi agar ia benar-benar merasa didengarkan.
Kalau kira-kira sudah bisa diajak berdiskusi, mulailah nyatakan pendapatmu dengan kepala dingin. Katakan bahwa yang ia lakukan itu tidak baik dan menyakitkan hatimu. Ingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa saja berdampak buruk dan ditiru oleh anak. Namun, gunakanlah kata-kata yang sopan dan tidak menyudutkannya.
Bila ia menyalahkanmu dan kamu memang mengakui kesalahanmu, jangan ragu untuk meminta maaf padanya. Kamu juga bisa mencium atau memeluknya untuk memperbaiki suasana hatinya yang buruk.
Jika semua usahamu untuk mendengarkan, berdiskusi baik-baik, dan meluluhkan hatinya tidak juga menghilangkan amarah dan kata-kata kasarnya, ada baiknya berikan ia waktu untuk sendiri.
Terlalu lama mendengar perkataan kasar suami tentu bisa berdampak buruk bagi kesehatan mentalmu. Jadi, kamu boleh, kok, pergi sebentar agar ia bisa berpikir jernih dan menyadari kesalahannya.
Jika ia benar-benar mencintaimu dan anakmu, serta ingin mempertahankan pernikahan kalian, tentu ia akan berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Sebagai istri, kamu juga perlu tahu bahwa ada beberapa penyebab mengapa suami bisa marah besar dan berkata kasar kepada istri. Salah satunya adalah trauma emosional yang terpendam. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, juga bisa menyebabkan hal ini.
Bila tips-tips di atas sudah dilakukan tapi suami tetap sering berkata kasar saat marah, ajaklah suami untuk melakukan konseling pernikahan atau berkonsultasi ke psikolog agar akar masalah dari kebiasaan berkata kasar ini bisa ditemukan dan diatasi.
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.